2018-02-09

Rasulullahﷺ (Dakwah secara sembunyi-sembunyi)

Pada kesempatan kali ini saya akan kembali menyajikan sedikit kutipan "Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri".  Dalam hal periode masa dakwah junjungan kita, Nabi Allah baginda Rasulullahﷺ, dalam menyiarkan agama yang di rahmati Allah SWT, yaitu agama Islam.

Masa dakwah Rasulullahﷺ terbagi menjadi dua periode, yang satu sama lain sangat berbeda, yaitu:
  1. Periode Makkah, berjalan kira-kira selama 13 tahun.
  2. Periode Madinah, berjalan selama 10 tahun penuh
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri dengan kekhususannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail. Periode Makkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahapan Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi, Selama Tiga Tahun

Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Sebagaimana yang sudah diketahui, Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Di sana ada peribadatan terhadap Ka'bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan oleh seluruh bangsa Arab. 

Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan keras yang tidak bisa diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.

Kawanan Pertama
Sangat lumrah jika Rasulullahﷺ menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarganya dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka kepada Islam, juga menyeru siapapun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik, yaitu mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, mengenal kejujuran dan kelurusan beliau. Maka mereka yang diserukan ini langsung memenuhi seruan beliau. Karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan.

Dalam tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal-Awwalan (yang terdahulu dan pertama-tama masuk Islam)

Mereka adalah istri beliau, Ummul-Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah bin Syurahbi Al-Kalbi (dahulu dia merupakan tawanan lalu dijadikan budak dan dimiliki Khadijah, kemudian Khadijah memberikan kepada Rasulullahﷺ. Bapak dan pamannya pernah menemuinya untuk dibawa kembali ke tengah kaumnya. Namun dia lebih suka memilih hidup bersama Rasulullahﷺ. 

Lalu beliau mengangkatnya sebagai anak, layaknya anak kandung sendiri yang biasa berlaku di kalangan bangsa Arab, sehingga dia dikenal "Zaid bin Muhammad". Hingga datangnya Islam yang menghapus an), anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib yang pada saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah.

Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah juga memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu Utsman bin Affan, Al-Umawi, Az-Zubair bin Awwan Al-Asadi, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimi.

Kawanan lain yang juga lebih dulu masuk Islam adalah Bilal bin Rabbah Al-Habsyi, kemudian disusul umat ini, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah dari Bani Al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul Assad, Al-Arqam bin Abil-Arqam Al-Makhzumi, Utsman bin Mazh'un dan kedua saudaranya, Qudmah dan Abdullah, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf, Sa'id bin Zaid Al-Adawi dan istrinya, Al-Khaththab, Khabbab bin Al-Aratt, Abdullah bin Mas'ud Al-Hudzali dan masih banyak lagi.
(Lihat Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam 1/245-262).

Mereka ini juga disebut "As-Sabiqunal-Awwalan", yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari empat puluh orang. Namun siapa-siapa yang disebutkan selain yang diatas perlu diteliti lagi.

Ibnu Ishaq berkata, 
"Setelah itu banyak orang yang masuk Islam baik laki-laki maupun perempuan, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak yang membicarakannya".
Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullahﷺ menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab, dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.

2. Tahapan dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Makkah, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari Nubuwah sampai akhir tahun kesepuluh.

3. Tahapan dakwah diluar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari Nubuwah hingga akhir tahun ke-10 dari Nubuwah hingga hijrah ke Madinah.

(Sirah Nabawiyah, Shaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

Dakwah Rasulullahﷺ (Secara Terang-terangan) bag.1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Seperti yang pernah saya bahas pada artikel saya sebelumnya, mengenai bagian-bagian periode dakwah Rasulullah yang terbagi menjadi tiga bagian, yang sudah saya sampaikan mengenai dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Dan pada postingan saya kali ini, kembali akan saya lanjutkan mengenai tahapan dakwah Rasulullah setelah dakwah secara sembunyi-sembunyi, kini beliau melakukan dakwah nya secara terang-terangan. Wahyu yang pertama turun dalam masalah ini adalah sebagaimana yang telah di firmankan Allah,

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat." 
(Asy-Syu'ara' :214).
Permulaan surat Asy-Syu'ara' yang memuat ayat ini menyebutkan kisah Musa as dari permulaan Nubuwah hingga hijrah beliau bersama Bani Israil, hingga mereka selamat dari Fir'aun dan kaumnya yang berkesudahan dengan tenggelamnya Fir'aun dan para pengikutnya. Kisah ini memuat tahapan-tahapan yang dilalui Musa as selama menyeru Fir'aun dan kaumnya kepada Allah.

Rincian tahapan-tahapan dakwah Musa as ini perlu disampaikan saat Rasulullahﷺ menyeru kepada kaumnya kepada Allah agar beliau dan sahabatnya memperoleh sedikit gambaran yang bakal dihadapi, yaitu berupa pendustaan dan tekanan selagi mereka sudah menampakkan dakwah. Dengan begitu mereka bisa menyadari urusan sejak permulaan dakwah.

Disisi lain, surah ini juga membuat kesudahan yang dialami orang-orang yang mendustakan para Rasul, dari kaum Nuh, Ad, Tsamud, Ibrahim, Luth, dan Ashabul Aikah, dengan menitikberatkan penyebutan kisah tentang Fir'aun dan kaumnya, agar orang-orang yang mendustakan mengetahui hukuman yang bakal diturunkan Allah jika mereka tetap mendustakan, dan agar orang-orang yang beriman juga mengetahui kesudahan yang baik bagi mereka, yang tidak akan didapatkan orang-orang yang mendustakan Nubuwah.

Menyeru Kerabat-kerabat Dekat

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullahﷺ setelah turun ayat diatas ialah mengundang Bani Hasyim. Mereka memenuhi undangan ini, yaitu beberapa orang dari Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf, yang jumlahnya ada 45 orang. Sebelum beliau berbicara. Abu Lahab sudah mendahului angkat bicara, 
Mereka yang hadir disini adalah paman-pamanmu sendiri dan anak-anaknya. Maka bicaralah jika ingin berbicara dan tidak perlu bersikap kekanak-kanakan. Ketahuilah bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi terhadap kaummu. Dengan begitu aku berhak menghukummu. Biarkanlah urusan Bani bapakmu. Jika engkau tetap bertahan dengan urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada seluruh kabilah Quraisy menerkammu dan semua bangsa Arab ikut campur tangan. Engkau tidak pernah melihat seorang pun dari Bani bapaknya yang pernah berbuat macam-macam seperti engkau perbuat saat ini.”
Rasulullahﷺ hanya diam dan sama sekali tidak berbicara dalam pertemuan itu. Kemudian beliau mengundang mereka untuk yang kedua kalinya, dan dalam pertemuan ini beliau bersabda, 
Segala puji Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya.” 
Kemudian beliau melanjutkan lagi, 
“Sesungguhnya seorang pemandu itu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada seluruh manusia pada umumnya. Demi Allah, kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak, dan akan dibangkitkan lagi layaknya orang bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apapun yang kalian perbuat, lalu disana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula.”
Abu Thalib berkata, 
Kami tidak suka menolongmu, menjadi penasihatmu dan membenarkan perkataanmu. Orang-orang yang menjadi Bani bapakmu ini sudah bersepakat. Aku hanyalah segelintir orang diantara mereka. Namun akulah orang yang pertama kali mendukung apa yang engkau sukai. Maka lanjutkanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku senantiasa akan menjaga dan melindungimu, namun aku tidak mempunyai pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Muthalib.”
Abu Lahab berkata, 
Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah tindakan terhadap dirinya sebelum orang lain yang melakukannya.
Abu Thalib menimpali, 
Demi Allah, kami tetap akan melindungi selagi kami masih hidup ".
(Fiqhus-Sirah, Ibnu-Atsir, hal. 77-78)


Di Atas Bukit Shafa

Setelah Nabi Muhammadﷺ merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindungi dalam menyampaikan wahyu dari Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu berseru, “Wahai semua orang!” Maka semua suku Quraisy berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada Hari Akhirat.
Al-Bukhari telah meriwayatkan sebagian dari kisah ini, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Tatkala turun ayat, “Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”, maka Rasulullahﷺ naik ke Shafa, lalu berseru, “Wahai Bani Fihr, wahai Bani Adi!” yang ditujukan kepada semua suku Quraisy, sehingga mereka berkumpul semua. Jika ada seorang yang berhalangan hadir, maka dia mengirim utusan untuk melihat apa yang terjadi. Abu Lahab beserta para pemuka Quraisy juga ikut datang.
Beliau melanjutkan, 
Apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa dilembah ini ada pasukan kuda mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?
Benar,” jawab mereka, “Kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”
Beliau bersabda, 
Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”
Abu Lahab berkata, 
Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”.
Lalu turun ayat, “Celakalah kedua tangan Abu Lahab”.
(Shahih Al-Bukhari, 2/702,743. Riwayat ini juga ditakhrij di dalam shahih muslim, 1/114).

Muslim meriwayatkan bagian lain dari kisah ini dari Abu Hurairah, dia berkata, 
Tatkala turun ayat, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”, beliau menyeru secara umum maupun khusus, lalu bersabda, “Wahai semua orang Quraisy, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka'b, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fatimah binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak dapat berbuat apapun terhadap diri kalian dihadapan Allah kecuali jika kalian mempunyai kerabat dekat, sehingga aku bisa membasahinya menurut kebasahan".
Seruan melengking inilah yang menjadi tujuan penyampaian dakwah. Rasulullah sudah menjelaskan kepada orang-orang yang dekat dengan diri beliau, bahwa pembenaran terhadap risalah beliau merupakan inti hubungan antara diri beliau dan mereka. Fanatisme kekerabatan yang selama itu dipegang erat bangsa Arab menjadi mencair dalam kehangatan peringatan yang datang dari sisi Allah.

Demikianlah sedikit kutipan dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang akan saya lanjutkan pada postingan saya berikutnya. Semoga bisa memberikan sedikit manfaat bagi anda, dan terimakasih sudah mampir ke blog saya


وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah