Pada kesempatan kali ini saya akan kembali menyajikan sedikit kutipan "Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri". Dalam hal periode masa dakwah junjungan kita, Nabi Allah baginda Rasulullahﷺ, dalam menyiarkan agama yang di rahmati Allah SWT, yaitu agama Islam.
Masa dakwah Rasulullahﷺ terbagi menjadi dua periode, yang satu sama lain sangat berbeda, yaitu:
- Periode Makkah, berjalan kira-kira selama 13 tahun.
- Periode Madinah, berjalan selama 10 tahun penuh
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri dengan kekhususannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Hal ini tampak jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua periode secara mendetail.
Periode Makkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahapan Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi, Selama Tiga Tahun
Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Sebagaimana yang sudah diketahui, Makkah merupakan sentral agama bangsa Arab. Di sana ada peribadatan terhadap Ka'bah dan penyembahan terhadap berhala dan patung-patung yang disucikan oleh seluruh bangsa Arab.
Cita-cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat jika orang yang hendak mengadakan perbaikan jauh dari lingkungan mereka. Hal ini membutuhkan kemauan keras yang tidak bisa diguncang musibah dan kesulitan. Maka dalam menghadapi kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah tidak kaget karena tiba-tiba menghadapi sesuatu yang menggusarkan mereka.
Kawanan Pertama
Sangat lumrah jika Rasulullahﷺ menampakkan Islam pada awal mulanya kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarganya dan sahabat-sahabat karib beliau. Beliau menyeru mereka kepada Islam, juga menyeru siapapun yang dirasa memiliki kebaikan, yang sudah beliau kenal secara baik, yaitu mereka yang memang diketahui mencintai kebaikan dan kebenaran, mengenal kejujuran dan kelurusan beliau. Maka mereka yang diserukan ini langsung memenuhi seruan beliau. Karena mereka sama sekali tidak menyangsikan keagungan diri beliau dan kejujuran pengabaran yang beliau sampaikan.
Dalam tarikh Islam, mereka dikenal dengan sebutan As-Sabiqunal-Awwalan (yang terdahulu dan pertama-tama masuk Islam)
Mereka adalah istri beliau, Ummul-Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid bin Haritsah bin Syurahbi Al-Kalbi (dahulu dia merupakan tawanan lalu dijadikan budak dan dimiliki Khadijah, kemudian Khadijah memberikan kepada Rasulullahﷺ. Bapak dan pamannya pernah menemuinya untuk dibawa kembali ke tengah kaumnya. Namun dia lebih suka memilih hidup bersama Rasulullahﷺ.
Lalu beliau mengangkatnya sebagai anak, layaknya anak kandung sendiri yang biasa berlaku di kalangan bangsa Arab, sehingga dia dikenal "Zaid bin Muhammad". Hingga datangnya Islam yang menghapus an), anak paman beliau, Ali bin Abu Thalib yang pada saat itu Ali masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah.
Abu Bakar sangat bersemangat dalam berdakwah kepada Islam. Dia adalah seorang laki-laki yang lemah lembut, pengasih dan ramah juga memiliki akhlak yang mulia dan terkenal. Kaumnya suka mendatangi Abu Bakar dan menyenanginya, karena dia dikenal sebagai orang yang memiliki pengetahuan dan sukses dalam berdagang serta baik pergaulannya dengan orang lain. Maka dia menyeru orang-orang dari kaumnya yang biasa duduk-duduk bersamanya dan yang dapat dipercayainya. Berkat seruannya, ada beberapa orang yang masuk Islam, yaitu Utsman bin Affan, Al-Umawi, Az-Zubair bin Awwan Al-Asadi, Abdurrahman bin Auf, Sa'd bin Abi Waqqash Az-Zuhriyah dan Thalhah bin Ubaidillah At-Taimi.
Kawanan lain yang juga lebih dulu masuk Islam adalah Bilal bin Rabbah Al-Habsyi, kemudian disusul umat ini, Abu Ubaidah Amir bin Al-Jarrah dari Bani Al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul Assad, Al-Arqam bin Abil-Arqam Al-Makhzumi, Utsman bin Mazh'un dan kedua saudaranya, Qudmah dan Abdullah, Ubaidah bin Al-Harits bin Al-Muththalib bin Abdi Manaf, Sa'id bin Zaid Al-Adawi dan istrinya, Al-Khaththab, Khabbab bin Al-Aratt, Abdullah bin Mas'ud Al-Hudzali dan masih banyak lagi.
(Lihat Sirah An-Nabawiyah, Ibnu Hisyam 1/245-262).
Mereka ini juga disebut "As-Sabiqunal-Awwalan", yang semuanya berasal dari kabilah Quraisy. Ibnu Hisyam menghitung jumlah mereka lebih dari empat puluh orang. Namun siapa-siapa yang disebutkan selain yang diatas perlu diteliti lagi.
Ibnu Ishaq berkata,
"Setelah itu banyak orang yang masuk Islam baik laki-laki maupun perempuan, sehingga nama Islam menyebar di seluruh Makkah dan banyak yang membicarakannya".
Mereka masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Rasulullahﷺ menemui mereka dan mengajarkan agama secara kucing-kucingan. Sebab, dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.
2. Tahapan dakwah secara terang-terangan ditengah penduduk Makkah, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari Nubuwah sampai akhir tahun kesepuluh.
3. Tahapan dakwah diluar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari Nubuwah hingga akhir tahun ke-10 dari Nubuwah hingga hijrah ke Madinah.
3. Tahapan dakwah diluar Makkah dan penyebarannya, yang dimulai sejak tahun ke-4 dari Nubuwah hingga akhir tahun ke-10 dari Nubuwah hingga hijrah ke Madinah.