2018-02-09

Dakwah Rasulullahﷺ (Secara Terang-terangan) bag.1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


Seperti yang pernah saya bahas pada artikel saya sebelumnya, mengenai bagian-bagian periode dakwah Rasulullah yang terbagi menjadi tiga bagian, yang sudah saya sampaikan mengenai dakwah secara sembunyi-sembunyi.

Dan pada postingan saya kali ini, kembali akan saya lanjutkan mengenai tahapan dakwah Rasulullah setelah dakwah secara sembunyi-sembunyi, kini beliau melakukan dakwah nya secara terang-terangan. Wahyu yang pertama turun dalam masalah ini adalah sebagaimana yang telah di firmankan Allah,

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat." 
(Asy-Syu'ara' :214).
Permulaan surat Asy-Syu'ara' yang memuat ayat ini menyebutkan kisah Musa as dari permulaan Nubuwah hingga hijrah beliau bersama Bani Israil, hingga mereka selamat dari Fir'aun dan kaumnya yang berkesudahan dengan tenggelamnya Fir'aun dan para pengikutnya. Kisah ini memuat tahapan-tahapan yang dilalui Musa as selama menyeru Fir'aun dan kaumnya kepada Allah.

Rincian tahapan-tahapan dakwah Musa as ini perlu disampaikan saat Rasulullahﷺ menyeru kepada kaumnya kepada Allah agar beliau dan sahabatnya memperoleh sedikit gambaran yang bakal dihadapi, yaitu berupa pendustaan dan tekanan selagi mereka sudah menampakkan dakwah. Dengan begitu mereka bisa menyadari urusan sejak permulaan dakwah.

Disisi lain, surah ini juga membuat kesudahan yang dialami orang-orang yang mendustakan para Rasul, dari kaum Nuh, Ad, Tsamud, Ibrahim, Luth, dan Ashabul Aikah, dengan menitikberatkan penyebutan kisah tentang Fir'aun dan kaumnya, agar orang-orang yang mendustakan mengetahui hukuman yang bakal diturunkan Allah jika mereka tetap mendustakan, dan agar orang-orang yang beriman juga mengetahui kesudahan yang baik bagi mereka, yang tidak akan didapatkan orang-orang yang mendustakan Nubuwah.

Menyeru Kerabat-kerabat Dekat

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullahﷺ setelah turun ayat diatas ialah mengundang Bani Hasyim. Mereka memenuhi undangan ini, yaitu beberapa orang dari Bani Al-Muththalib bin Abdi Manaf, yang jumlahnya ada 45 orang. Sebelum beliau berbicara. Abu Lahab sudah mendahului angkat bicara, 
Mereka yang hadir disini adalah paman-pamanmu sendiri dan anak-anaknya. Maka bicaralah jika ingin berbicara dan tidak perlu bersikap kekanak-kanakan. Ketahuilah bahwa tidak ada orang Arab yang berani mengernyitkan dahi terhadap kaummu. Dengan begitu aku berhak menghukummu. Biarkanlah urusan Bani bapakmu. Jika engkau tetap bertahan dengan urusanmu ini, maka itu lebih mudah bagi mereka daripada seluruh kabilah Quraisy menerkammu dan semua bangsa Arab ikut campur tangan. Engkau tidak pernah melihat seorang pun dari Bani bapaknya yang pernah berbuat macam-macam seperti engkau perbuat saat ini.”
Rasulullahﷺ hanya diam dan sama sekali tidak berbicara dalam pertemuan itu. Kemudian beliau mengundang mereka untuk yang kedua kalinya, dan dalam pertemuan ini beliau bersabda, 
Segala puji Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya.” 
Kemudian beliau melanjutkan lagi, 
“Sesungguhnya seorang pemandu itu tidak akan mendustakan keluarganya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain Dia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian secara khusus dan kepada seluruh manusia pada umumnya. Demi Allah, kalian benar-benar akan mati layaknya sedang tidur nyenyak, dan akan dibangkitkan lagi layaknya orang bangun tidur. Kalian benar-benar akan dihisab terhadap apapun yang kalian perbuat, lalu disana ada surga yang abadi dan neraka yang abadi pula.”
Abu Thalib berkata, 
Kami tidak suka menolongmu, menjadi penasihatmu dan membenarkan perkataanmu. Orang-orang yang menjadi Bani bapakmu ini sudah bersepakat. Aku hanyalah segelintir orang diantara mereka. Namun akulah orang yang pertama kali mendukung apa yang engkau sukai. Maka lanjutkanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Demi Allah, aku senantiasa akan menjaga dan melindungimu, namun aku tidak mempunyai pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Muthalib.”
Abu Lahab berkata, 
Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah tindakan terhadap dirinya sebelum orang lain yang melakukannya.
Abu Thalib menimpali, 
Demi Allah, kami tetap akan melindungi selagi kami masih hidup ".
(Fiqhus-Sirah, Ibnu-Atsir, hal. 77-78)


Di Atas Bukit Shafa

Setelah Nabi Muhammadﷺ merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindungi dalam menyampaikan wahyu dari Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu berseru, “Wahai semua orang!” Maka semua suku Quraisy berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada Hari Akhirat.
Al-Bukhari telah meriwayatkan sebagian dari kisah ini, dari Ibnu Abbas, dia berkata, Tatkala turun ayat, “Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”, maka Rasulullahﷺ naik ke Shafa, lalu berseru, “Wahai Bani Fihr, wahai Bani Adi!” yang ditujukan kepada semua suku Quraisy, sehingga mereka berkumpul semua. Jika ada seorang yang berhalangan hadir, maka dia mengirim utusan untuk melihat apa yang terjadi. Abu Lahab beserta para pemuka Quraisy juga ikut datang.
Beliau melanjutkan, 
Apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa dilembah ini ada pasukan kuda mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?
Benar,” jawab mereka, “Kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali kejujuran.”
Beliau bersabda, 
Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kalian sebelum datangnya azab yang pedih.”
Abu Lahab berkata, 
Celakalah engkau untuk selama-lamanya. Untuk inikah engkau mengumpulkan kami?”.
Lalu turun ayat, “Celakalah kedua tangan Abu Lahab”.
(Shahih Al-Bukhari, 2/702,743. Riwayat ini juga ditakhrij di dalam shahih muslim, 1/114).

Muslim meriwayatkan bagian lain dari kisah ini dari Abu Hurairah, dia berkata, 
Tatkala turun ayat, “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat”, beliau menyeru secara umum maupun khusus, lalu bersabda, “Wahai semua orang Quraisy, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Bani Ka'b, selamatkanlah diri kalian dari api neraka. Wahai Fatimah binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari api neraka. Demi Allah, sesungguhnya aku tidak dapat berbuat apapun terhadap diri kalian dihadapan Allah kecuali jika kalian mempunyai kerabat dekat, sehingga aku bisa membasahinya menurut kebasahan".
Seruan melengking inilah yang menjadi tujuan penyampaian dakwah. Rasulullah sudah menjelaskan kepada orang-orang yang dekat dengan diri beliau, bahwa pembenaran terhadap risalah beliau merupakan inti hubungan antara diri beliau dan mereka. Fanatisme kekerabatan yang selama itu dipegang erat bangsa Arab menjadi mencair dalam kehangatan peringatan yang datang dari sisi Allah.

Demikianlah sedikit kutipan dari Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri yang akan saya lanjutkan pada postingan saya berikutnya. Semoga bisa memberikan sedikit manfaat bagi anda, dan terimakasih sudah mampir ke blog saya


وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah