بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Abrahah Ash-Sabbah Al-Habsi, gubernur yang berkuasa di Yaman dari Najasy, membangun sebuah gereja yang sangat besar di Shan'a, karena dia melihat bangsa Arab yang melaksanakan Haji di Ka'bah.
Dia menginginkan untuk mengalihkan pusat kegiatan haji disana. Seseorang dari Bani Kinanah mendengar niat dari Abrahah ini. Maka selagi tengah malam dan dengan cara mengendap-endap, dia masuk kedalam gereja dan melumurkan kotoran ke pusat kiblatnya.
Tentu saja Abrahah sangat murka setelah mengetahuinya, lalu dengan membawa segenap pasukan yang jumlahnya mencapai enam puluh ribu prajurit, dia menuju Ka'bah untuk menghancurkannya.
Untuk kendaraannya dia memilih seekor gajah yang paling besar, disamping sembilan atau tiga belas ekor gajah yang lain ditengah pasukannya siap untuk menginvasi Makkah. Setibanya di Wadi Muhasshir, yaitu antara Muzdalifah dan Mina, tiba-tiba gajahnya menderum dan tak mau bangkit lagi mendekati Ka'bah kecuali hendak lari menjauhinya.
Tatkala keadaan mereka seperti itulah Allah mengirimkan burung-burung Ababil diatas mereka, lalu menjatuhkan batu-batu dari tanah yang panas, hingga mereka tak ubahnya daun-daun yang dimakan ulat.
Burung-burung itu menyerupai Khathathif dan Balsan. Setiap burung membawa lima batu sebesar kacang, tiga di paruhnya dan dua di kakinya. Batu-batu itu tidak menimpa salah seorang diantara mereka, melainkan sendi-sendi tulangnya. Hingga terlepas dan diapun mati. Maka merekapun berlarian tak tentu arah menyelamatkan diri masingmasing, sebagian bertabrakan dengan sebagian yang lainnya, ada pula yang jatuh terinjak-injak hingga akhirnya mereka semua mati.
Begitu pula Abrahah yang sendi-sendi tulangnya terlepas satu persatu dan tewas saat tiba di Shan'a dengan dadanya yang terbelah hingga terlihat jantungnya. Akhirnya orang-orang Quraisy yang takut dengan pasukan Abrahah dan melarikan diri keatas gunung dapat kembali kerumahnya dengan aman.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram, 50 atau 55 tahun sebelum kelahiran nabi Muhammad saw, atau tepatnya akhir bulan Februari atau awal bulan Maret 571 M.
Dan peristiwa ini merupakan prolog yang dibukakan Allah SWT untuk Nabi dan Bait-Nya, seperti peristiwa "Bukhtanashar" tahun 587 SM dan "orang-orang Romawi" tahun 70 M. Namun Ka'bah tidak pernah dapat dikuasai Nasrani (yang pada saat itu mereka disebut orang-orang Muslim), sekalipun penduduknya orang-orang musyrik.
(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri).
(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri).
No comments:
Post a Comment