2018-01-13

Nazar Abdul Muthalib


Abdullah adalah ayahnda nabi Muhammadﷺ, dan ibunya Fatimah binti Amr bin A'idz bin Imran bin Makhzum bin yaqzhab bin Murrah. Abdullah adalah anak yang paling gagah dan paling dicintainya. Abdullah inilah yang mendapat undian untuk disembelih dan dikorbankan sesuai dengan nazar Abdul Muthalib. Tatkala anak-anaknya sudah berjumlah sepuluh orang dan tahu bahwa dia tidak lagi mempunyai anak maka dia memberitahukan nazarnya kepada anak-anaknya, kemudian Abdul Muthalib menulis nama mereka dianak panah untuk diundi lalu diserahkan ke patung Hubal.

Setelah anak panah itu diundi, keluarlah nama Abdullah, maka Abdul Muthalib menuntun Abdullah untuk dikorbankan kepada patung Habal di Ka'bah. Namun orang-orang Quraisy mencegahnya, terutama paman-pamannya dari pihak ibu dari Bani Makhzum dan saudaranya, Abu Thalib.

"Kalau begitu apa yang harus dilakukan sehubungan dengan Nazarku ini?" Tanya Abdul Muthalib kebingungan.
Mereka mengusulkan untuk menemui dukun perempuan, dan sesampainya disana dia diminta untuk mengundi Abdullah dengan 10 ekor unta, jika nama Abdullah yang keluar dia harus menambahkan sepuluh ekor unta lagi. Sampai Allah ridha/nama unta yang keluar. Dan akhirnya Abdul Muthalib mulai mengundi, namun selalu nama Abdullah yang keluar hingga jumlah unta mencapai seratus ekor barulah nama unta yang keluar, maka unta-unta itulah yang disembelih untuk menggantikan Abdullah, dan daging-daging unta itu dibiarkan begitu saja, tidak boleh disentuh manusia maupun binatang.

Tebusan pembunuhan yang memang berlaku di kalangan Quraisy dan bangsa Arab adalah sepuluh unta. Namun setelah kejadian ini,  jumlahnya menjadi seratus ekor unta, yang juga diakui Islam.

"Aku adalah anak dua orang yang disembelih"
Maksudnya Isma'il As dan Abdullah.

Abdul Muthalib menikahkan anaknya, Abdullah dengan Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab, yang pada saat itu Aminah dianggap wanita paling terpandang dikalangan Quraisy dari segi keturunan maupun kedudukannya, karena bapaknya pemuka Bani Zuhrah.

Abdullah hidup bersamanya di Makkah. Tak lama kemudian Abdul Muthalib mengutusnya pergi ke Madinah untuk mengurus korma. Namun akhirnya Abdullah meninggal disana. Ada yang berpendapat, Abdullah pergi ke Syam untuk berdagang, lalu bergabung dengan kafilah Quraisy. Lalu Abdullah singgah di Madinah dalam keadaan sakit dan meninggal disana, lalu dimakamkan di Darun-Nabighah Al-ja'di. Saat itu usianya dua puluh lima tahun.

Abdullah meninggal sebelum Rasullullahﷺ dilahirkan. Ada pula yang berpendapat Abdullah meninggal dua bulan setelah Rasulullahﷺ lahir.
Setelah kabar kematiannya sampai di Makkah, Aminah memakai pakaian-pakaian yang serba usang dan berkata dalam sebuah syair..


"Seorang anak Hasyim telah mati di sisi bathha'
menyisihkan liang lahat di tempat yang jauh disana
banyak ajakan cita-cita yang hendak dipenuhi
tidak banyak yang ditinggalkan seperti anak Hasyim ini
mereka membawa tempat tidurnya di senja hari
rekan-rekannya menampakkannya beramai-ramai
cita-cita dan keraguannya kian melambung
dia telah banyak memberikan kasih sayang."


Warisan yang ditinggalkan Abdullah berupa:
lima ekor unta,
sekumpulan domba dan
pembantu wanita Habsy, yang namanya Barakah dan bejuluk, Ummu Aiman. 
Dan dialah yang mengasuh Rasullullahﷺ.

(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah