2018-01-14

Kelahiran dan Empat Puluh Tahun Sebelum Nubuwah Rasullullahﷺ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم




Sirah Rasulullahﷺ tak pernah lekang ditelan waktu dan jaman. Bagi siapapun yang mempelajari sejarah beliau, akan memperoleh gambaran sejarah yang amat menakjubkan, bagaimana beliau dan sahabatnya mampu menundukkan pesona duniawi dan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan hingga ke suatu tingkatan yang tidak pernah disaksikan oleh lembaga sejarah di mana pun berada.

Awal Kelahiran Rasulullahﷺ.
Rasulullahﷺ dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim di Makkah pada Senin pagi, 9 Rabi'ul Awwal. Permulaan tahun dari peristiwa Gajah dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Berdasarkan penelitian ulama terkenal Muhammad Sulaiman Al-Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya.

Ibnu Sa'd meriwayatkan bahwa ibu Rasullullahﷺ berkata:

"Setelah bayiku keluar aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluanku, menyinari istana-istana di Syam".
Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Arbadh bin sariyah, yang isinya serupa dengan perkataan tersebut.
Diriwayatkan bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat kelahiran Rasulullah, yaitu runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra dan padamnya api-api yang bisa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu amblas ke dalam tanah. Yang demikian itu diriwayatkan Al-Baihaqi, sekalipun tidak diakui Muhammad Al-Ghazali.


Kabar ke Abdul Muthalib
Setelah Aminah melahirkan, dia mengirimkan utusan ketempat kakeknya Abdul Muthalib, untuk menyampaikan kabar gembira tentang kelahiran cucunya. Maka Abdul Muthalib datang dengan penuh sukacita, lalu membawanya kedalam Ka'bah, seraya berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Dia memilih nama Muhammad bagi beliau, nama ini belum pernah dikenal dikalangan Arab. Beliau di khitan pada hari ketujuh, seperti yang bisa dilakukan orang-orang Arab.

Wanita pertama yang menyusui beliau setelah ibunya adalah Tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab, yang kebetulan sedang menyusui anaknya yang bernama Masruh, yang sebelum itu wanita ini juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib. Setelah itu ia menyusui Abu Salamah bin Abdul Asad Al-Makhzumi.

Tenang Bani Sa'd

Tradisi yang berjalan dikalangan bangsa Arab yang relatif sudah maju, mereka mencari wanita-wanita yang bisa menyusui anak-anaknya. Sebagai langkah untuk menjauhkan anak-anak tersebut dari penyakit yang bisa menjalar di daerah yang sudah maju, agar tubuh bayi menjadi kuat, otot-ototnya kekar dan agar keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab yang fasih.

 Maka Abdul Muthalib mencari wanita dari Bani Sa'd bin Bakr agar menyusui Muhammadﷺ . Yaitu Halimah bin Abu Dzu'aib, dengan didampingi suaminya Al-Haris bin Abdul Uzza yang bejuluk Abu Kabsyah, dari kabilah yang sama.

Saudara-saudara Nabiﷺ dari satu susunan disana adalah Abdullah bin Al-Haris, Anisa binti Al-Haris, Hudzafa atau judzamah binti Al-Haris, yang julukannya julukannya justru lebih populer dari namanya sendiri, yaitu Ash-Syaima.

Wanita inilah yang menyusui Nabi Saw dan Abu Sufyan bin Al-Haris bin Abdul Muthalib, anak paman Muhammadﷺ.

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah