2018-01-14

Nabi Muhammadﷺ, Abu Thalib dan Bahira sang Rahib

Abu Thalib melaksanakan hak anak saudaranya dengan sepenuhnya dan menganggap seperti anaknya sendiri. Bahkan Abu Thalib lebih mendahulukan kepentingan Muhammadﷺ daripada anaknya sendiri, mengkhususkan perhatian dan penghormatan. 

Hingga Muhammadﷺ berumur lebih dari empat puluh tahun mendapatkan kehormatan di sisi Abu Thalib, hidup dibawah penjagaannya, rela menjalin persahabatan dan bermusuhan dengan orang lain demi membela diri Muhammadﷺ.

Saat usia Muhammadﷺ mencapai dua belas tahun, dan ada yang berpendapat lebih dua bulan sepuluh hari, Abu Thalib mengajak Muhammad pergi berdagang dengan tujuan Syam, hingga tiba di Busyra, suatu daerah yang sudah termasuk Syam dan merupakan ibukota Haruan. Yang juga merupakan ibukotanya orang-orang Arab, sekalipun dibawah kekuasaan bangsa Romawi.

Di negeri ini ada seorang rahib yang dikenal dengan sebutan Bahira yang mana aslinya
 adalah Jurjis. Tatkala rombongan singgah di daerah ini, maka sang rahib menghampiri mereka dan mempersilahkan mereka mampir ketempat tinggalnya sebagai tamu kehormatan. Padahal sebelum itu rahib tersebut tidak pernah keluar, namun begitu dia bisa mengetahui Muhammadﷺ dari sifat-sifat beliau.

Sambil memegang tangan Muhammadﷺ, sang rahib berkata, 
"Orang ini adalah pemimpin semesta alam, anak ini akan diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam". 
Abu Thalib bertanya, "Dari mana engkau tahu hal itu?".

Rahib Bahira menjawab, 
"Sebenarnya sejak kalian tiba di Aqabah, tak ada bebatuan dan pepohonan pun melainkan mereka tunduk bersujud. Mereka tidak sujud melainkan kepada seorang Nabi. Aku bisa mengetahuinya dari tanda Nubuwah yang berada di bagian bawah tulang rawan bahunya, yang menyerupai buah apel. Kami juga bisa mendapatkan tanda itu di dalam kitab kami".
Kemudian rahib Bahira meminta agar Abu Thalib kembali lagi bersama Muhammadﷺ tanpa melanjutkan perjalanannya ke Syam, karena dia takut gangguan dari pihak orang-orang Yahudi. Maka Abu Thalib mengirim Muhammadﷺ bersama beberapa pemuda agar kembali lagi ke Makkah.
(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah