2018-01-14

Rasullullahﷺ bersama kakeknya (Abdul Muthalib)

Bersama Abdul Muthalib di Makkah
Setelah meninggalnya ibunda Rasulullahﷺ di Ab'wa yang terletak diantara Makkah dan Madinah, kemudian Rasulullahﷺ kembali ketempat kakeknya, Abdul Muthalib di Makkah. Perasaan kasih sayang yang di dalam sanubari terhadap cucunya yang kini yatim piatu semakin terpupuk. Cucunya yang harus menghadapi cobaan baru diatas lukanya yang lama. Hatinya bergetar oleh perasaan kasih sayang yang tidak pernah dirasakannya sekalipun terhadap anak-anaknya sendiri. Dia tidak ingin cucunya hidup sebatang kara. Bahkan dia lebih mengutamakan cucunya daripada anak-anaknya.




Ibnu Hasyim berkata, "Ada sebuah dipan yang diletakkan didekat Ka'bah untuk Abdul Muthalib".

Kerabat-kerabatnya biasa duduk di sekeliling dipan itu hingga Abdul Muthalib keluar kesana, dan tak seorang pun diantara mereka yang berani duduk di dipan itu, sebagai penghormatan terhadap dirinya.


Suatu kali di saat Rasulullah kecil yang montok duduk di atas dipan itu, paman-pamannya langsung memegangi dan menahan Rasulullahﷺ kecil agar tidak duduk di atas dipan itu. Tatkala Abdul Muthalib melihat kejadian Ini berkata, "Biarkanlah anak ku ini. Demi Allah, Sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung." Kemudian Abdul Muthalib duduk bersama Rasulullahﷺ kecil di atas dipannya, sambil mengelus punggung Rasulullahﷺ.


Muhammadﷺ di bawah asuhan sang paman
Pada saat Rasulullahﷺ berusia delapan tahun lebih dua bulan sepuluh hari, kakek beliau Abdul Muthalib meninggal dunia di Makkah, sebelum meninggal Abdul Muthalib sudah berpesan menitipkan pengasuhan sang cucu kepada pamannya Abu Thalib, saudara kandung ayah Rasulullahﷺ.

(Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri).

Featured Post

Kisah Perjuangan Rasululahﷺ Dalam Berdakwah